DESA BUNGKO
Ketika Prabu Brawijaya V
memegang tahta Kerajaan Majapahit telah
dilanda kehancuran yang ditandai dengan Candra Sangkala sirna laut rata ning
bumi sekitar tahun 1978 masehi atau 1.400 saka sejak itu para kesatria Majapahit
banyak yang berkelana mencari kehidupan baru yang lebih aman yang antara lain
Jaka Tarub Banjaran Sari atau nama lain dari Raden Jaka Taruna yang berasal
dari Belambangan.
DI suatu daerah yang dianggapnya
aman dan jauh dari Majapahit ia melakukan tapa brata yang berhari-hari di bawah
pohon bakau. Ketika Jaka Taruna berbuka menikmati nasi tumpeng datanglah seekor
bebek ikut menyocor nasi tumpeng yand ada di hadapannya. Tentu saja Jaka Taruna
sangat marah yang merasa terganggu, bebek it uterus saja menyocor nasi tumpeng tanpa
menghiraukan amarah Jaka Taruna. Oleh karena sangat jengkel, bebek itu
ditangkapnya lalu dibantingnya hingga sekarat dan mati. Tak lama kemudian
datanglah pemilik bebek yang menyatakan tidak setuju dan meminta bebek
kesayangannya dihidupkan kembali. Jaka Taruna menjadi bingung, ia merasa
menyesal dan bersalah, namun dirinya tak mungkin dapat memenuhi permintaan
untuk menghidupkan bebek yang telah mati. Terjadilah adu mulut antara pemilik
bebek dengan Jaka Taruna. Pemilik bebek bersikeras agar bebeknya dihidupkan
kembali. Oleh karena merasa kewalahan dan tidak mampu memenuhi tuntutan pemilik
bebek akhirnya Jaka Taruna berjanji bahwa siapapun orang yang bisa menghidupkan
bebek maka Jaka Taruna akan berguru pada orang tersebut, denga sangat tenang
pemilik bebek itu memegang bebek yang telah mati dan dalam sekejap bebek yang
telah mati itu hidup kembali. Ternyata pemilik bebek itu adalah seorang waliyullah
yang bernama Sunan Gunung Jati yang sedang menyamar. Selanjutnya Jaka Taruna
kemudian diajak ke puser bum untuk mendapatkan pelajaran agama islam. Jaka
Taruna diangkat menjadi pemimpin pasukan perang dengan sebutan Ki Syekh
Benting. Keberanian Ki Syekh Benting diantaranya adalah mengalahkan pasukan
Galuh dalam Talaga Gunung Gundul yaitu peperangan antara Cirebon dan Galuh,
serta pengusiran portugis daru Sunda Kelapa oleh pasukan Gabungan Demak dan
Cirebon oleh kerana Ki Syekh Benting banyak berjasa terhadap puser bumi, ia
diberi kekuasaan di sebelah puser bumi yang diberi nama Bungko dari kata Bangka
atau Bengkot yang artinya daerah pemukiman yang dianggap tua yang telah lama
dihuni orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar