DESA CIWARINGIN
Sekitar Abad
ke-18 sepanjang sungai Ciwaringin masih hutan belantaran. Pada suatu hari
datanglah dua orang kesatria dari tanah wetan yang bernama Tubagus Ismail dan
Tubagus Lima. Kedua kesatria tadi adalah keturunan KAsultanan Cirebon dari
Sultan Hairudin.
Adapun
Maksud dan tujuan kedua kesatria tadi ke hutan belantara adalah untuk
menghindari tekanan pemerintahan Belanda yang pada waktu itu Kasultanan di pegang
oleh Matangaji pengganti Sultan Hairudin II. Tempat persembunyian mereka tidak
di ketahui Belanda , lama kelamaan kedatangan orang-orang dari daerah lain ke
tempat mereka sehingga tempat itu makin banyak penghuninya terlebih setelah
Tubagus Ismail mendirikan suatu perdukuhan untuk mengaji dan Tubagus Lima
membangun langgar yant terletak sebelah timur sungai Ciwaringin. Setelah
berkeluarga Tubagus Ismail dikaruniai dua orang putra yang diberi nama Tubagus
Kasa dan Tubagus Sulaima Giri. Tubagus Kasa berdiam di tempat ayahnya itu di
Ciwaringin, sedangkan Tubagus Sulaima Giri di Plered, peristiwa itu terjadi
setelah perang Kedingdong yaitu sekitar tahun 1830 dan Tubagus Kasa pun ikut
berjuang melawan Belanda. Pada tahun 1901 dibangun sebuah Balai Desa terletak
sebelah selatan jalan raya Cirebon-Bandung. Desa itu diberi nama Desa
Ciwaringin sesuai dengan nama sungai. Disebut Ciwarigin kerena di ujung sungai
tersebut terdapat sebuah pohon beringin yang besar, tinggi dan rindang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar