Sabtu, 24 Maret 2012

Desa Klangenan


DESA KLANGENAN
Ketika Kerajaan Mataram dipimpin oleh seorang raja yang sangat tertarik dan simpati terhadap ajaran islam, ia mengutus kedua putranya yakni Raden Parta Kesuma Atmaja dan Raden Kesuma Astmaja untuk menuntut ilmu agama islam di Cirebon yang pada masa itu dipimpin oleh Syekh Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Setelah cukup lama tinggal dan berguru di Cirebon, Reden Parta Kesuma Atmaja memohon ijin untuk pergi ke daerah Majalengka lalu tinggal di sekitar aliran sungai Cimanuk sedangkan adiknya Raden Kesuma Astmaja menetap di Cirebon. Ketika datang kerajaan perang Rajagaluh yan tidak senang terhadap perkembangan agama islam di wilayahnya. Sunan Gunung Jati menugaskan para Ki Gede Cirebon untk menghadapi tantangan perang tersebut. Raden Parta Kesuma Atmaja dibantu Ki Raga Pati, Ki Dugal, Ki Torek dan Nyi Sebrod mendapat kemenangan julang menjulang.
Raden Parta Kesuma Atmaja dijuluki Ki Buyut Nampak baya oleh karena keikhlasannya menerima perang. Pada suatu saat Ki Buyut Nampak Baya beserta Pengikutnya Mengadakan pertemuan di bawah sebuah batang pohon besar yang rindang. Dalam pertemuan tersebut Ki Buyut Nampak Baya merasa langgeng atau senang sekali dapat menikmati pemandangan keindahan alam. Tempat tersebut digunakan sebagai tempat bermusyawarah untuk membicarakan berbagai kepentingan masyarakat. Ki Buyut Nampak Baya beserta pengikutnya bersepakat memberi nama tempat itu Kelangenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar