DESA KLAYAN
Sekitar abad ke-15 dihutan
belantara sebelah selatan pusat peguron atau lebih dikenal Sunan Gunung Jati,
terdapat esorang Pandita bernama Ki Ageng Dana Laya yang bergelar Pandita Raja
sedang menjalankan tapa brata. Keberadaan Pandita Raja Patih Pajajaran yang
sakti mandaguna yang ahli perang memenuhi tugasnya dari Prabu Siliwangi
penguasa Pajajaran merasa khawati kekuasaannya akan runtuh akan runtuh melihat
perkembangan agama islam yang begitu pesat. Dalam menjalankan tugasnyaPandita
Raja segera menemui tokoh ulama besar dalam mensyiarkan agama islam yaitu Syekh
Datul Khafi yang sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Pandita Raja terpaku,
Syekh Datul Khafi menganjurkan agar Pandita Raja memeluk agama islam. Ajakan
tersebut ditolak secara halus oleh Pandita Raja, namun ia berjanji akan kembali
lagi setelah ia melanjutkan semedinya dihutan belantara. Mendengar seorang
Pandita Raja yang sedang bersemedi, Mbah Kuwu Cirebon segera menemui Pandita tersebut
dengan berubah wujud serta berganti nama menjadi Ki Gemu. Ki Gemu langsung
mengajak Pandita Raja agar memeluk agama islam dan seandainya membangkang ia
akan diusir dari pertapaannya. Pandita Raja marah lalu terjadilah perang
tanding adu kesaktian yang sangat seru dan memakan waktu yang sangat lama. Pada
akhirnya Pandita Raja mengakui keunggulan Ki Gemu dan pergi dari pertapaannya
dengan hati kelaya-laya. Tempat pertapaan tersebut diberi nama Klayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar