Minggu, 25 Maret 2012

Desa Mundu


DESA MUNDU
Sebelum Cirebon berkembang menjadi kesultanan pada sekitar Abad Ke 13 berlayarlah seorang ulama dari Negeri Bagdad bernama Syekh Abdul Rahman untuk menyebarkan agama islam di wilayah kerajaan Pajajaran dan kemudian dikenal dengan nama Ki Lobana. Kedatangan Syekh Abful Rahman diketahui Prabu Atas Ulun Raja Galu dengan kemarahannya yag luar biasa, ia memerintahkan pasukan khususnya agar menangkap Syekh Abdul Rahman yang dating bertapa di bawah pohon Mundu Gunung Cangak.
Syekh Abdul Rahman Berhasil ditangkap da dijebloskan ke penjara di Galu. Selama Syekh Abdul Rahman berada di penjara, selama itu pula Prabu Atas Ulun menderita sakit parah sehingga tidak bias memimpin negerinya dengan baik. Ketika Syekh Abdil Rahman atau Ki Lobana diminta bantuan untuk mengobati Prabu Atas Ulun, Ki Lobana bersedia mengobati dengan syarat raja dan Rakyat Galu seluruhnya memeluk islam. Prabu Atas Ulun menyanggupi syarat tersebut namun hanya dirinya yang masuk islam sedangkan keluarganya dan rakyatnya diserahkan kepada pilihannya masing-masing. Raden Serah Rasa dan Nyi NAs Arum Sari yang masih keturunan Pajajaran dan memiliki kesaktian tinggi keduannya menjadi murid Ki Lobana. Hampir semua ilmu termasuk ilmu agama islam telah dikuasai bahkan keduanya dinikahkan sebagai pasangan suami istri. Pasangan suami istri tersebut melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Jempanan. Agar memiliki kepandaian, Raden Jempanan dititipkan kepada Mbah Kuwu Cirebon yang ketika itu telah menjadi pemimpin Kesultanan Cirebon. Setelah dipandang cukup berilmu Raden Jempanan mendapat perintah dari Mbah Kwuw Cirebon untuk membangun pedukuhan yang banyak ditumbuhi pohon mundu di Gunung Cangak, bekas pertapaan Ki Lobana pedukuhan didirikan Raden Jempanan itu kemudian dinamakan Mundu Mesigit dan Raden Jempanan mendapat gelar Ki Gede Mundu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar