DESA MUNDU
Sebelum
Cirebon berkembang menjadi kesultanan pada sekitar Abad Ke 13 berlayarlah
seorang ulama dari Negeri Bagdad bernama Syekh Abdul Rahman untuk menyebarkan
agama islam di wilayah kerajaan Pajajaran dan kemudian dikenal dengan nama Ki
Lobana. Kedatangan Syekh Abful Rahman diketahui Prabu Atas Ulun Raja Galu
dengan kemarahannya yag luar biasa, ia memerintahkan pasukan khususnya agar
menangkap Syekh Abdul Rahman yang dating bertapa di bawah pohon Mundu Gunung
Cangak.
Syekh
Abdul Rahman Berhasil ditangkap da dijebloskan ke penjara di Galu. Selama Syekh
Abdul Rahman berada di penjara, selama itu pula Prabu Atas Ulun menderita sakit
parah sehingga tidak bias memimpin negerinya dengan baik. Ketika Syekh Abdil
Rahman atau Ki Lobana diminta bantuan untuk mengobati Prabu Atas Ulun, Ki
Lobana bersedia mengobati dengan syarat raja dan Rakyat Galu seluruhnya memeluk
islam. Prabu Atas Ulun menyanggupi syarat tersebut namun hanya dirinya yang
masuk islam sedangkan keluarganya dan rakyatnya diserahkan kepada pilihannya
masing-masing. Raden Serah Rasa dan Nyi NAs Arum Sari yang masih keturunan
Pajajaran dan memiliki kesaktian tinggi keduannya menjadi murid Ki Lobana.
Hampir semua ilmu termasuk ilmu agama islam telah dikuasai bahkan keduanya
dinikahkan sebagai pasangan suami istri. Pasangan suami istri tersebut
melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Jempanan. Agar
memiliki kepandaian, Raden Jempanan dititipkan kepada Mbah Kuwu Cirebon yang
ketika itu telah menjadi pemimpin Kesultanan Cirebon. Setelah dipandang cukup
berilmu Raden Jempanan mendapat perintah dari Mbah Kwuw Cirebon untuk membangun
pedukuhan yang banyak ditumbuhi pohon mundu di Gunung Cangak, bekas pertapaan
Ki Lobana pedukuhan didirikan Raden Jempanan itu kemudian dinamakan Mundu
Mesigit dan Raden Jempanan mendapat gelar Ki Gede Mundu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar